Sabtu, 04 Februari 2012

Pipo VS Embro


PIPO VS EMBRO


Dahulu kala, tersebutlah dua orang sahabat yang tinggal di sebuah desa. Dua sahabat ini bernama PIPO dan EMBRO. Mereka adalah seorang pekerja keras.Suatu ketika, kepala desa memberikan sebuah peluang kepada warganya, saat itu desa mereka membutuhkan air. Barang siapa yang bisa membawa air dari gunung ke desa tersebut maka akan diberikan bayaran sesuai dengan ember yang di bawanya.
Mereka berdua mengambil kesempatan itu lalu bergegas untuk menyiapkan ember mereka. Mereka mulai melakukan pekerjaannya sebagai pengangkut air. mengangkat air dari gunung ke penampungan air di desa, Hari demi hari mereka lalui, tiba-tiba PIPO menemukan sebuah ide. ide itu adalah sebuah ide saluran pipa. Pipa ini akan mengalirkan air dari atas gunung ke desa mereka. dengan demikian mereka tidak harus bersusah payah mengangkat ember lagi. Ide ini di tunjukkan ketemannya EMBRO, namun EMBRO tidak menyutujui ide tersebut karena EMBRO merasa tubuhnya mampu untuk mengangkat ember setiap hari.
Akhirnya PIPO bekerja untuk mewujudkan apa yang di rencanakannya. Di hari-hari biasa, PIPO mengangkat ember dari gunung kedesanya, begitu juga EMBRO, mereka berlomba-lomba mengangkat ember setiap hari. Namun di sela-sela kesibukannya, PIPO membangun sebuah saluran pipa. Sementara itu EMBRO tidak mau kalah, EMBRO justru memperbesar embernya agar air yang di bawa semakin banyak.

Hari demi hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. PIPO terus mengerjakan saluran pipanya. Tanah yang berbatu terus di cangkulnya, banyak hinaan dari warga yang menyebutnya PIPO si manusia pipa. Ejekan itu tidak menyurutkan semangatnya, karena ia tahu suatu saat nanti ketika saluran pipanya berhasil di bangun, ia akan mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. Sementara itu EMBRO dengan kemampuan tenaganya, kini dia sudah memiliki rumah baru dan gaya hidup mewah.
hari berganti hari bulan berganti bulan, akhirnya saluran pipa yang di bangun PIPO pun jadi. Kini air dapat mengalir terus menerus ke penampungan air di desa, PIPO tidak harus mengangkat ember lagi. Air mengalir tiada hentinya. Disaat PIPO sedang menonton TV, tamasya, dan tidur pun, PIPO masih bisa mendapatkan penghasilan, karena saluran pipanya terus menerus mengalir ke bak air di desanya.
Di lain pihak, EMBRO mulai kelelahan di karenakan tenaga yang di milikinya berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Raut-raut di wajahnya terlihat kelelahan. Walaupun demikian EMBRO harus terus bekerja guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara PIPO dengan asyiknya menikmati waktu karena ia tidak harus bekerja keras lagi.
Dari Ilustrasi ini jelaslah sudah bahwa kita tidak bisa selamanya bekerja. Adasaatnya ketika usia kita tua atau sesuatu menimpa diri kita, kita tidak mampu bekerja lagi. Kebanyakan orang bekerja keras dan lupa membangun saluran pipanya sendiri.
Jika anda perhatikan, di sekitar kita sangat banyak sekali EMBRO yang berangkat dari jam 8 pagi dan pulang di sore hari. Bekerja terus menerus setiap hari, terkadang untuk meningkatkan penghasilannya mereka harus lembur sampai larut malam. Sama seperti apa yang dilakukan EMBRO, untuk meningkatkan penghasilannya EMBRO memperbesar embernya dan bekerja lebih lama lagi.
Coba anda lihat apa yang di lakukan PIPO, dia tidak menghabiskan waktunya untuk terus bekerja. PIPO sadar bahwa tidak selamanya dia bisa bekerja. PIPO dengan bijaksana mampu memanfaatkan waktu luangnya untuk membangun sebuah saluran pipa. Dengan kerja keras dan ketekunan, akhirnya saluran pipa itupun jadi. Kini saluran pipanya terus memberikan penghasilan kepadanya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda seorang pembuat pipa ataukah pembawa ember?
Jika Anda berminat untuk membuat sebuah saluran pipa keuangan Anda sendiri, Anda bisa mempertimbangkan bisnis yang kami tawarkan ini. Anda bisa mempelajarinya di blog ini.

Untuk Informasi Selengkapnya, Silahkan hubungi saya sekarang juga...!!!

Hadi Waluyo
Tiens ID.92 464 800
Email: haditiens@gmail.com
Web: http://www.haditiens.blogspot.com/ 

HP: +62 856 36 26 166

Suksesss....!!!!!! Suksesss...!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar